Ngemis, Darimana?
percangkrukan faedah hari ini menghasilkan pemahaman baru tentang asla usul istilah ngemis di Indonesia ini.
awal pembahasan dimulai dari jaman Hindu yang kental dengan kasta, mulai dari atas ada Brahmana yang isinya orang-orang mengedepankan ke-akhirat-an, di bawahnya ada ksatria yang isinya orang-orang berada secara ekonomi, orang yang menegakkan hukum dan pemimpin masyarakat, selanjunya di bawah itu ada kaum Sudra, yakni para buruh kasar , budak, namun mereka masih bekerja.
tiga golongan ini yang kita kenal secara umum, namun rupanya masih ada beberapa golongan di bawah itu, disebut Candala (jika tidak salah sebut), mereka adalah golongan orang fakir, hidupnya dari meminta-minta dan berharap belas kasihan dari orang lain. dan yang paling bawah adalah orang-orang yang pekerjaannya sebagai rampok dan begal. (sebutannya lupa)
dari candala itu kita berangkat mulai kesejarahan yang dahulunya di India mereka dikenal sebagai kaum pemakan daging anjing saking tidak punya bahan untuk dimakan.. namun lambat laun berkembang menjadi para peminta, ya, menjadi pengemis.
istilah pengemis ini mulai muncul pada jaman keraton di Jawa Tengah. seperti yang diceritakan kawan, bahwa dahulunya raja dan punggawa selalu mengadakan rapat atau kumpulan di hari Senin dan juga Kamis. nah, kebiasaan raja yang memberikan sedekah kepada warga dilakukan pada hari Kamis ini menjadikan kebiasaan dan ketergantungan dari beberapa pihak. FYI, kamis dalam bahasa jawa menjadi Kemis. dan menjadi sebuah istilah kemana perginya warga yang mengharap sedekah saat hari kemis mereka mengatakan "ngemis disik", seperti ngantor, yang orientasinya adalah tempat, namun ngemis berorientasi kepada hari.
di luar dari itu, bukan berarti kegiatan ngemis ini baru ada sejak adanya kebiasaan sedekah para raja tersebut, namun kegiatan semacam ini sudah ada sejak dulu-dulu. ingat dengan Candala? bahkan ketika masih di India dan Islam belum masuk di Indonesia kegiatan ini sudah ada.
----------------------------------
apakah anda termasuk pemberi para pengemis ini?
----------------------------------
secara subjektif, saya akan mengatakan "lihat orangnya terlebih dahulu" . kalau sekiranya pantas untuk dibantu, mari ulurkan tangan, tapi jika yang meminta-minta dilihat masih dapat bekerja , masih dapat berjuang untuk kehidupannya, maka jangan terlalu diambil pusing. mereka tidak lebih dari seorang pemalas. tidak ada kekosongan pada diri kita ketika Tuhan memberikan ruh pada kita, semua sudah punya keahlian, hanya kita mau mengasah dan mempergunakannya atau tidak.
---------------- SUBJEKTIF --------------- 2018
Komentar
Posting Komentar
wajib komen..