Langsung ke konten utama

Kethoprak VS Wayang Wong

Kethoprak VS Wayang Wong

Beberapa polos dari kita terkadang sulit membedakan kethoprak dan wayang orang. Berbagai pertunjukan pastilah memiliki beberapa diferensial, meski tipis tp tetap menunjukkan kekhasannya. Seni tradisi ini sebenarnya sama-sama tumbuh dan berkembang di area keraton untuk suguhan para raja. Hingga perkembangannya menjadi tontonan yang merakyat. (Meski ada sumber yg mengatakan jika kethoprak berasal dr rakyat, diangkat ke keraton dan kembali ke rakyat). Keduanya menggunakan bahasa jawa, baik sastra kawi, krama, maupun ngoko.  Similaritas berikutnya adalah adanya guyonan yang disajikan oleh tokoh-tokoh tertentu.  Sebut saja Punakawan pada wayang Wong dan repat pada kethoprak. Guyonan memiliki peran vital  jika tidak ada, mungkin penonton akan lelah dan suntuk utk menonton pagelaran tradisi ini.
Baik, kembali ke perbedaan..
1. Wayang Wong memiliki dalang yang biasanya duduk di pengrawit, dalang sebagai penghantar cerita
2. Bahasa yang digunakan wayang wong bahasa tinggi (bahasa baku wayang : sebagian besar)
3. Wayang Wong lebih condong ke bentuk opera dengan penggabungan tari, menyanyi dan akting
4.  Solah wayang wong serba "mayang" berbeda dengan kethoprak yang menggunakan keaktoran realis. (Peran keseharian tanpa diperindah/dibuat-buat)
5. Iringan Kethoprak dikendalikan oleh kenthongan yang dipegang sutradara

Inilah perbedaan mencolok yang kawan-kawan perlu ketahui jika susah membedakan jenis teater tradisi yang sama-sama adiluhung ini, yng sama-sama membawa pesan moral ttg kehidupan insani.

Ingatkan saya untuk update perbedaan wayang wong Jawa Tengah dan Jawa Timur

Sedang mengapresiasi wayang wong Jawa Timuran "Cakra" Lakon Manunggal di Taman Budaya Cak Durasim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LUSANDRA Trenggalek

TEATER TRADISIONAL KABUPATEN TRENGGALEK “KESENIAN LUSANDRA” SEJARAH PERKEMBANGAN Trenggalek adalah kota yang terletak di bagian pesisir selatan dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Ponorogo, sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Tulungagung, sebelah selatan berbatasan dengan pantai selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Pacitan. Dengan kurang lebih 700.000 jiwa penduduknya, sebagian besar mata pencahariannya adalah sebaagai petani dan nelayan, maka tak dapat dipungkiri bahwa hal ini mempengaruhi banyaknya berbagai kesenian yang lahir bersumber dari kebutuhan spiritual hingga keperluan hiburan. Trenggalek memiliki kesenian yang cukup beragam, yaitu: ü   Bidang seni suara: o    Macapat (biasanya kegiatan ini dilakukan oleh para sesepuh pada malam hari saat kelahiran bayi sebagai penolak bala semalam suntuk secara bergantian oleh sesepuh satu ke sesepuh yang lain. Hal ini terus dilakukan hingga bayi menginjak usia 7 mala

Mencari Arya Penangsang bagian 3

Selamat dini hari, semoga tidak jenuh dengan postingan saya terkait babad Tanah Jawi khususnya tentang ketokohan Arya Penangsang. Saya tetap mengharapkan tanggapan anda dengan apa yang saya tulis.. entah koreksi maupun konfirmasi. Saya menghargai anda berapresiasi. Bismillah, saya mulai..... Latar belakang saya adalah seorang sarjana seni khususnya drama. Pada setiap pemeranan dalam sebuah lakon yang saya mainkan selalu detail mengamati tentang karakter. Ya termasuk psikologi, sosiologi dan sebagainya.. untuk itu tidak heran jika saya tidak menelan mentah2 karakter suatu tokoh tanpa mencari beberapa bukti dan sebab. Baik, langsung saja... kita akan membahas Bupati Jipang Panolan yang berwatak keras.. temperamental, penuh amarah dan pendendam.. okay.. berpuluh orang beranggapan ia adalah tokoh antagonis. Tidak jadi apa. Memang itulah yang sering kota baca dan kita lihat d kethoprak pada umumnya. Namun ketika saat ini saya menulis lakon Arya Penangsang Gugur, ada sebuah gelitikan yan

warta palastra

Kabeh ing donya iki digarisne karo Kang Kuwasa mesti gegandhengan, ora bisa pisah dadi ijen, dhewekan. ana ireng mesti ana putih ana apik ana ala susah - seneng lanang - wadon sugih - mlarat menang - kalah adoh - cedhak awan - wengi dawa - cendhek mulya - durja URIP - PATI وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ  تُرْجَعُ الْأُمُ ورُ "lan kabeh kagungane Gusti Alloh, sing ana ing bantala  (bumi) lan ing angkasa, samubarang kabeh bakal balik ing  ngarsane Gusti Alloh." كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ   " kabeh kang duweni sukma (nyawa) bakal  ngrasaake pati. Lan sejatine amung ing dina  kiyamat disampurnaake pahalamu. Lan sapa  wae sing diadohake klawan neraka lan den  lebokne ing swarga, mangka untu