Baik, kita akan mencoba melanjutkan pembahasan ttg babad tanah jawa ini. Namun pada tulisan ini mungkin akan menjadi sebuah kontroversial.. Karena berkaitan dengan kraton yang sangat diagungkan oleh sebagian (besar) masyarakat di tlatah jawa ini. Menjadi kontroversial karena berkaitan dengan tokoh yang dihormati. Namun lepas dari itu, saya memohon maaf jika hasil pemikiran ini menyinggung anda. Semata saya ingin mendapatkan pencerahan dr panjenengan yang lebih menguasai hal yang saya risaukan belakangan ini.
Ki Ageng Pemanahan
Siapa yang tidak kenal beliau d kalangan jawa, sangat selaku pendiri kerjaan mataram yang kemudian d teruskan oleh putranya Danang Sutawijaya. Ketika menuliskan lakon kethoprak dengan bersumber dr berbagi bacaan, rupanya dalam lakon Arya Penangsang Gugur
, Pemanahan memiliki peran yang sangat vital, ada apa sebenarnya dibalik perannya yang berusaha untuk membujuk Hadiwijaya agar berani menghancurkan Adipati Jipang Arya Penangsang? Sekali lagi, semua ini berasal dr berbagai sumber yang saya temukan.
Rupa2nya Hadiwijaya tidak terbesit fikiran utk mengunjungi Ratu Kalinyamat yang tapa wuda di Gunung Danaraja jika tidak d pancing oleh Pemanahan. Akhirnya mereka berangkat menuju ke Danaraja dengan kepentingan "awal" membujuk Kalinyamat agar mau pulang ke Pajang. Sesampainya disana Hadiwijaya d sambut oleh 2 putri cantik yang tak lain adalah anak sunan prawata yang telah meninggal di bunuh oleh suruhan Penangsang.. Antara rasa kasihan atau memang menginginkan keduanya tinggal di Pajang, Hadiwijaya membujuk mereka agar mau ikut pulang ke Pajang. Tentu mereka menolak karena sudah lama tinggal d hutan bersama Kalinyamat yang selama ini merawatnya. Tak lama Kalinyamat muncul dan Hadiwijaya menyampaikan maksudnya. Sama halnya dengan putri berdua, Kalinyamat tidak mau pulang ke Pajang, kecuali sudah bermandikan darah dan keset kepala Penangsang. Selama itu pula Pemanahan hanya diam mengikuti arus, namun ketika Hadiwijaya merasa gentar utk berhadapan dengan Penangsang, pemanahan tampil dengan bujukan kepada sultannya agar memberanikan diri, demi tercapainya tujuan salah satunya memboyong kedua putri cantik ke Pajang.
Singkat cerita Hadiwijaya setuju dan pamit pulang. Selepas ia meninggalkan tempat, pemanahan kembali ke hadapan Kalinyamat utk diberi hadiah sebuah pusaka sesupe kidang dan batu merah delima yang kesaktiannya dpat menurunkan raja2 di jawa.
Kalinyamat dan Pemanahan jelas telah bekerjasama, termasuk menata putri utk menyambut sultan.... Waw, Dari sini mulai ada pertanyaan besar, mengapa yang diberi pusaka tsb bukan Hadiwijaya? Malah pemanahan? Ada sebuah teka teki dr Kalinyamat.. Namun saat ini saya masih belum menemukan jawaban.
Apakah Kalinyamat tau jika akan menjadi masalah jika yang memegang pusaka itu Hadiwijaya? Ataukah ia malah menghendaki Pemanahan menjadi penguasa jawa.....
Pertemuan Kalinyamat dan Hadiwijaya sudah direncanakan begitu matang... Ada apa?
(bersambung)
Hanya tulisan warung kopi, maaf jika kurang detail...
Komentar
Posting Komentar
wajib komen..