Langsung ke konten utama

Mencari Arya Penangsang bagian 2

Baik, kita akan mencoba melanjutkan pembahasan ttg babad tanah jawa ini. Namun pada tulisan ini mungkin akan menjadi sebuah kontroversial.. Karena berkaitan dengan kraton yang sangat diagungkan oleh sebagian (besar) masyarakat di tlatah jawa ini. Menjadi kontroversial karena berkaitan dengan tokoh yang dihormati. Namun lepas dari itu, saya memohon maaf jika hasil pemikiran ini menyinggung anda. Semata saya ingin mendapatkan pencerahan dr panjenengan yang lebih menguasai hal yang saya risaukan belakangan ini.

Ki Ageng Pemanahan
Siapa yang tidak kenal beliau d kalangan jawa, sangat selaku pendiri kerjaan mataram yang kemudian d teruskan oleh putranya Danang Sutawijaya. Ketika menuliskan lakon kethoprak dengan bersumber dr berbagi bacaan, rupanya dalam lakon Arya Penangsang Gugur

, Pemanahan memiliki peran yang sangat vital, ada apa sebenarnya dibalik perannya yang berusaha untuk membujuk Hadiwijaya agar berani menghancurkan Adipati Jipang Arya Penangsang? Sekali lagi, semua ini berasal dr berbagai sumber yang saya temukan.
Rupa2nya Hadiwijaya tidak terbesit fikiran utk mengunjungi Ratu Kalinyamat yang tapa wuda di Gunung Danaraja jika tidak d pancing oleh Pemanahan. Akhirnya mereka berangkat menuju ke Danaraja dengan kepentingan "awal" membujuk Kalinyamat agar mau pulang ke Pajang. Sesampainya disana Hadiwijaya d sambut oleh 2 putri cantik yang tak lain adalah anak sunan prawata yang telah meninggal di bunuh oleh suruhan Penangsang.. Antara rasa kasihan atau memang menginginkan keduanya tinggal di Pajang, Hadiwijaya membujuk mereka agar mau ikut pulang ke Pajang. Tentu mereka menolak karena sudah lama tinggal d hutan bersama Kalinyamat yang selama ini merawatnya. Tak lama Kalinyamat muncul dan Hadiwijaya menyampaikan maksudnya. Sama halnya dengan putri berdua, Kalinyamat tidak mau pulang ke Pajang, kecuali sudah bermandikan darah dan keset kepala Penangsang. Selama itu pula Pemanahan hanya diam mengikuti arus, namun ketika Hadiwijaya merasa gentar utk berhadapan dengan Penangsang, pemanahan tampil dengan bujukan kepada sultannya agar memberanikan diri, demi tercapainya tujuan salah satunya memboyong kedua putri cantik ke Pajang.
Singkat cerita Hadiwijaya setuju dan pamit pulang. Selepas ia meninggalkan tempat, pemanahan kembali ke hadapan Kalinyamat utk diberi hadiah sebuah pusaka sesupe kidang dan batu merah delima yang kesaktiannya dpat menurunkan raja2 di jawa.
Kalinyamat dan Pemanahan jelas telah bekerjasama, termasuk menata putri utk menyambut sultan.... Waw, Dari sini mulai  ada pertanyaan besar, mengapa yang diberi pusaka tsb bukan Hadiwijaya? Malah pemanahan? Ada sebuah teka teki dr Kalinyamat.. Namun saat ini saya masih belum menemukan jawaban.
Apakah Kalinyamat tau jika akan menjadi masalah jika yang memegang pusaka itu Hadiwijaya? Ataukah ia malah menghendaki Pemanahan menjadi penguasa jawa.....
Pertemuan Kalinyamat dan Hadiwijaya sudah direncanakan begitu matang... Ada apa?

(bersambung)
Hanya tulisan warung kopi, maaf jika kurang detail...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LUSANDRA Trenggalek

TEATER TRADISIONAL KABUPATEN TRENGGALEK “KESENIAN LUSANDRA” SEJARAH PERKEMBANGAN Trenggalek adalah kota yang terletak di bagian pesisir selatan dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Ponorogo, sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Tulungagung, sebelah selatan berbatasan dengan pantai selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Pacitan. Dengan kurang lebih 700.000 jiwa penduduknya, sebagian besar mata pencahariannya adalah sebaagai petani dan nelayan, maka tak dapat dipungkiri bahwa hal ini mempengaruhi banyaknya berbagai kesenian yang lahir bersumber dari kebutuhan spiritual hingga keperluan hiburan. Trenggalek memiliki kesenian yang cukup beragam, yaitu: ü   Bidang seni suara: o    Macapat (biasanya kegiatan ini dilakukan oleh para sesepuh pada malam hari saat kelahiran bayi sebagai penolak bala semalam suntuk secara bergantian oleh sesepuh satu ke sesepuh yang lain. Hal ini terus dilakukan hingga bayi menginjak usia 7 mala

Mencari Arya Penangsang bagian 3

Selamat dini hari, semoga tidak jenuh dengan postingan saya terkait babad Tanah Jawi khususnya tentang ketokohan Arya Penangsang. Saya tetap mengharapkan tanggapan anda dengan apa yang saya tulis.. entah koreksi maupun konfirmasi. Saya menghargai anda berapresiasi. Bismillah, saya mulai..... Latar belakang saya adalah seorang sarjana seni khususnya drama. Pada setiap pemeranan dalam sebuah lakon yang saya mainkan selalu detail mengamati tentang karakter. Ya termasuk psikologi, sosiologi dan sebagainya.. untuk itu tidak heran jika saya tidak menelan mentah2 karakter suatu tokoh tanpa mencari beberapa bukti dan sebab. Baik, langsung saja... kita akan membahas Bupati Jipang Panolan yang berwatak keras.. temperamental, penuh amarah dan pendendam.. okay.. berpuluh orang beranggapan ia adalah tokoh antagonis. Tidak jadi apa. Memang itulah yang sering kota baca dan kita lihat d kethoprak pada umumnya. Namun ketika saat ini saya menulis lakon Arya Penangsang Gugur, ada sebuah gelitikan yan

warta palastra

Kabeh ing donya iki digarisne karo Kang Kuwasa mesti gegandhengan, ora bisa pisah dadi ijen, dhewekan. ana ireng mesti ana putih ana apik ana ala susah - seneng lanang - wadon sugih - mlarat menang - kalah adoh - cedhak awan - wengi dawa - cendhek mulya - durja URIP - PATI وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ  تُرْجَعُ الْأُمُ ورُ "lan kabeh kagungane Gusti Alloh, sing ana ing bantala  (bumi) lan ing angkasa, samubarang kabeh bakal balik ing  ngarsane Gusti Alloh." كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ   " kabeh kang duweni sukma (nyawa) bakal  ngrasaake pati. Lan sejatine amung ing dina  kiyamat disampurnaake pahalamu. Lan sapa  wae sing diadohake klawan neraka lan den  lebokne ing swarga, mangka untu